Selasa, 31 Agustus 2010

Yakinlah


Aku menyakini kehidupan didepan pasti jauh lebih indah,,,

masa lalu hanya sebagai pelajaran hidup dan warna warni kehidupan,,,
aku berharap kebahagian selalu menyertaiku dimanapun aku berada,,,

mungkin aku pun tak luput dari kesedihan,,,mungkin kesediahan mnuju kebahagian,,,,

kumohon jangan sakiti aku

Sabtu, 28 Agustus 2010

hanya puisi hati

aku terdiam sendiri di tempat ini,,

aku merasa aku sendiri,, seakan tak ada yang menghiraukan keberadaan ku

terkadang keadaan menuntut ku untuk mengerti..

tapi terkadang aku tak dimengerti ,

yang ku bisa mengobati hatiku sendiri dan aku pun berkata dalam hati " sabar sabar pasti indah pada waktunya"

aku bosan dengan perasaan perasaan yang tak menentu,,,

beri aku jawaban atas semua ini..

persaan yang aneh

memendam perasaan atau unek unek di dalam hati itu sangat tidak nyaman...buat ku serasa sesak,,,

ingin cerita tapi apa yang harus aku ceritakan...

ingin teriak takut disangka orang gila...

sungguh menyiksa mengalami keadaan seperti ini...

terlalu campur aduk....

beri aku jawaban atas semua yang aku rasakan...

Senin, 09 Agustus 2010

Manfaat berpelukan dari kedokteran

Seberapa sering anda memeluk suami, pacar, adik atau sahabat anda?
> Sering, jarang atau malah tidak pernah. Hmmm, berpelukan itu ternyata
  penting lho. Sebuah penelitian menunjukkan stres bisa berkurang hanya
> dengan berpelukan. Masa sih?
>
> Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh jurnal Psychosomatic
> Medicine, pelukan hangat dapat melepaskan oxytocin, hormon yang
> berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian. Hormon tersebut akan
> menekan hormon penyebab stres yang awalnya mendekam di tubuh.
>
> Untuk melakukan penelitian ini, Dr Karen Grewen, peneliti asal
> Universitas North Carolina mengumpulkan 38 pasangan dalam satu tempat.
> Ke-38 pasangan tersebut diminta untuk membicarakan hal-hal bahagia yang
> pernah mereka alami. Mereka juga diminta untuk menonton sebuah film
> romantis selama lima menit kemudian berpelukan selama 20 detik.
>
> Sebelum semua kegiatan di atas dilakukan, Dr Karen dibantu
> rekan-rekannya melakukan pengukuran terhadap tekanan darah, tingkat
> stres dan jumlah hormon oxytocin. Hasilnya, tingkat stres semua orang
> yang diteliti berkurang. Hormon penyebab stres, cortisol dan
> norepinephrine, menurun jumlahnya karena tergantikan oleh hormon
> oxytocin. Dan hasil akhirnya bisa memberikan kontribusi untuk kesehatan
> jantung anda.
>
> Penelitian tersebut juga menunjukan wanita lebih responsif untuk memeluk
> pasangannya. Menurut Dr Karen, hal itu terjadi karena oxytocin lebih
> memiliki hubungan dekat dengan hormon estrogen yang diproduksi wanita.
>
> Dalam kehidupan nyata hormon oxytocin ini bisa tercipta di sebuah
> perkawinan yang sehat. Artinya pernikahan tersebut bukanlah pernikahan
> yang sering diwarnai percekcokan bahkan kekerasan.
>
> "Tidak semua orang memiliki pernikahan yang membahagiakan. Tapi kualitas
> dari hubungan pernikahan itu bisa menjadi tolak ukur kesehatan
> seseorang," urai Grewen,
>
> Seorang ahli jantung yang berasal dari American Heart Association, Dr.
> Nieca Goldberg menambahkan penjelasan Grewen di atas.
>
> "Inti dari penelitian ini adalah untuk menunjukan bahwa dukungan secara
> emosional dan psikologis bisa berpengaruh pada kesehatan jantung dan
> pikiran," jelasnya.
>
> "Wanita yang tidak bahagia dalam pernikahannya, memiliki kecenderungan
> lebih tinggi untuk terkena serangan jantung. Kurangnya dukungan terhadap
> mereka berdampak negatif untuk kesehatan," tambah Goldberg lagi.
>
> Dari hasil penelitian Dr Karren kita juga jadi tahu berteman dengan
> orang yang memiliki jenis kelamin sama bisa mengurangi tingkat stres
> pikiran. "Teman, hewan peliharaan bisa meningkatkan jumlah hormon
> oxytocin dan ini tentu suatu hal yang positif," imbuhnya.
>
> So, pelukan nggak selalu harus didapat dari pasangan. Buat anda yang
> jomblo alias single, pelukan dengan teman atau kucing kesayangan juga
> bisa mengurangi stres. Selamat berpelukan. Reply With Quote

Minggu, 08 Agustus 2010

Mengenal Schizophrenia

Meskipun definisi yang pasti tentang Schizophrenia selalu menjadi perdebatan para ahli, terdapat indikasi yang semakin nyata bahwa Schizophrenia adalah sebuah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Dalam buku The Broken Brain : The Biological Revolution in Psychiatry yang ditulis oleh Dr. Nancy Andreasen, dikatakan bahwa bukti-bukti terkini tentang serangan Schizophrenia merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik.
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitters yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang schizophrenia, terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Bagi keluarga dengan penderita schizophrenia di dalamnya, akan mengerti dengan jelas apa yang dialami penderita schizophrenia dengan membandingkan otak dengan telepon. Pada orang yang normal, sistem switch pada otak bekerja dengan normal. Sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna tanpa ada gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran, dan akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak penderita schizophrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami gangguan sehingga tidak berhasil mencapai sambungan sel yang dituju.
Schizophrenia terbentuk secara bertahap dimana keluarga maupun penderita tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi schizophrenia yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara perlahan-lahan ini bisa saja menjadi schizophrenia akut. Periode schizophrenia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi halusinasi, penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir.
Kadang kala schizophrenia menyerang secara tiba-tiba. Perubahan perilaku yang sangat dramatis terjadi dalam beberapa hari atau minggu. Serangan yang mendadak selalu memicu terjadinya periode akut secara cepat. Beberapa penderita mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga yang bisa kembali hidup secara normal dalam periode akut tersebut. Kebanyakan didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang hebat, dan tidak dapat berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dalam lingkungannya.
Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa yang disebut schizophrenia kronis. Penderita menjadi buas, kehilangan karakter sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama sekali, depresi, dan tidak memiliki kepekaan tentang perasaannya sendiri.
Para Psikiater membedakan gejala serangan schizophrenia menjadi 2, yaitu gejala positif dan negatif.
Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespon pesan atau rangsangan yang datang. Penderita schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya, pada penderita schizophrenia, lampu trafik di jalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa. Beberapa penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamat-amati, diintai, atau hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana penderita schizophrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya. Kebanyakan penderita tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita schizophrenia tidak mampu mengatur pikirannya membuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa ditangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan ketidakmampuan mengendalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang penderita schizophrenia tertawa sendiri atau berbicara sendiri dengan keras tanpa mempedulikan sekelilingnya.
Semua itu membuat penderita schizophrenia tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa mengerti apa itu manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan sebagainya.
Gejala negatif
Penderita schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang malas. Karena penderita schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan.
Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia menjadi datar. Penderita schizophrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian dari hidup penderita schizophrenia. Mereka tidak merasa memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang lain, dan tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Di samping itu, perubahan otak secara biologis juga memberi andil dalam depresi.
Depresi yang berkelanjutan akan membuat penderita schizophrenia menarik diri dari lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian.
Dalam beberapa kasus, schizophrenia menyerang manusia usia muda antara 15 hingga 30 tahun, tetapi serangan kebanyakan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Schizophrenia bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, ras, maupun tingkat sosial ekonomi. Diperkirakan penderita schizophrenia sebanyak 1 % dari jumlah manusia yang ada di bumi.
Schizophrenia tidak bisa disembuhkan sampai sekarang. Tetapi dengan bantuan Psikiater dan obat-obatan, schizophrenia dapat dikontrol. Pemulihan memang kadang terjadi, tetapi tidak bisa diprediksikan. Dalam beberapa kasus, penderita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keringanan gejala selalu nampak dalam 2 tahun pertama setelah penderita diobati, dan berangsur-angsur menjadi jarang setelah 5 tahun pengobatan. Pada umur yang lanjut, di atas 40 tahun, kehidupan penderita schizophrenia yang diobati akan semakin baik, dosis obat yang diberikan akan semakin berkurang, dan frekuensi pengobatan akan semakin jarang.

CEWEK BEGINI, COWOK BEGITU...

 Masih banyak perbedaan antara cowok dan cewek dalam soal cinta atau asmara. Karena sifatnya yang "cuek", tidak perdulian dan jarang meneteskan air mata, tak heran kalau cowok selalu menjadi "kambing hitam" atau pihak yang dibenci bila sebuah hubungan asmara terpaksa berakhir. Sebaliknya, cewek selalu nampak lebih menderita akibat putus cinta.
Dalam Liking and Loving: An Invitation to Social Psychology (1973), Zick Rubin, mengatakan bahwa cowok sebenarnya lebih rapuh, cengeng dan naif soal cinta. Cowok selalu menjadi pihak yang merasa lebih sakit hati akibat putus cinta. "Karena hal itu, biasanya cowok akan lebih hati-hati. Itulah kenapa cowok memiliki pengalaman bercinta lebih sedikit dari cewek, karena setelah putus, cowok akan sulit untuk jatuh cinta lagi," kata Rubin.
 Dr. Clay Tucker-Ladd, penulis buku-buku psikologi, mengatakan bahwa cewek selalu ingin menempatkan dirinya sebagai pasangan yang ideal. Sebaliknya, karena pengalaman -yang tidak selalu mulus-, cowok kerap bersikap biasa-biasa saja. "Kendati mudah tertarik dengan kecantikan dan kebaikan cewek, namun sulit bagi cowok untuk menghapus rasa sakit akibat putus cinta."
Cowok, kata Rubin, lebih percaya pada romantisme. Cowok bisa memutuskan apakah dia jatuh cinta atau tidak, hanya dengan mendengar kata hatinya. "Sekali saja intusisi cowok berkata 'Ini dia soulmate saya' ketika bertemu seorang cewek, maka ketika itu pula mereka akan jatuh cinta kepada cewek itu," ungkap Rubin. "Sebaliknya, cewek selalu banyak pertimbangan dalam memutuskan sesuatu."
 Kendati percaya pada romantisme, tapi jangan kaget, karena cowok kerap merefleksikan cinta mereka dengan cara yang tidak romantis. "Cowok akan lebih menghargai cewek yang rajin mencuci pirinng dan pakaian ketimbang cewek yang menghujaninya dengan ciuman. Padahal cewek justru menginginkan sebaliknya."
Bila disarankan untuk membahagiakan pacar atau istri, maka harap maklum, karena cowok akan lebih suka mencucikan mobil pacar atau istri daripada memberi pelukan dan ciuman. Dalam memandang keintiman, misalnya, cewek menerjemahkan keintiman sebagai ngobrol berdua di tempat redup atau makan malam di sebuah restoran sepi dengan candle light. Tetapi bagi cowok, keintiman itu artinya kerja bakti, alias melakukan sesuatu bersama-sama.
 Cewek selalu memiliki tenggang rasa dan lebih bisa menjaga hubungan. Sedangkan cowok selalu "cuek" dan main "hantam kromo". Cewek selalu memikirkan bagaimana cara membagi penghasilannya dan cowoknya untuk dia sendiri, keluarga dan teman-teman. Sedangkan cowok, tak pernah mau pusing dengan masalah duit.
Cewek biasanya lebih cerewet. Cewek juga sering mengeluh soal hubungan dan masalah yang dihadapi. Sedang cowok tidak begitu peduli dan selalu menganggap semuanya biasa-biasa saja. Cewek selalu ingin menyelesaikan masalah dan perbedaan pendapat yang ada dengan tuntas, sedang cowok justru ingin melupakannya. Begitulah dunia Venus dan Mars!!!